LABUHA – Pulang kampung, kumpul keluarga, lalu berangkat bersama ke pantai untuk mandi Safar. Ini sebuah tradisi tolak bala dan sarana silaturahmi masyarakat Bajo Desa Sangkuang, Kecamatan Botang Lomang, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut).
Tradisi mandi Safar disepanjang pesisir pantai di pulau tempat wisata lokal yakni di pulau Pogo-pogo, Nusa Deket pantai mmpulau Nusara pulau Waindi dan pulau wisata lokal lain yang dijadikan tempat dan sasaran mandi safar warga Bajo dan tidak dirangkaikan ritual khusus seperti dilaksanakan di Kabupaten kota lainnya. Namun, tradisi tetap digelar dalam niatan diri membersihkan hati.
Mandi Safar merupakan tradisi menolak bala dan sarana silaturahmi masyarakat Desa Sangkuang. Acara itu diselenggarakan secara rutin pada Rabu terakhir bulan Safar dalam hitungan Tahun Hijriah.
Kegiatan Mandi Safar Atau Hari Rabu terakhir di Bulan Safar Tahun Hijriah dalam Kalender Islam, yang merupakan Tradisi Kegiatan Tahunan yang dirayakan masyarakat Bajo. Kegiatan ini berlangsung pada, Rabu (4/9/2024).
Mandi Safar merupakan tradisi budaya tahunan salah satu asset budaya Daerah dengan nuansa religious masyarakat Bajo di Kecamatan Botang Lomang untuk menolak bala yang perlu di jaga dan dilestarikan masyarakat.
Ditto, salah seorang warga Bajo Desa Sangkuang, dikonfirmasi wartawan, mengatakan mandi Safar ini dapat diartikan juga sebagai pembersihan diri yang dilaksanakan pada saat memasuki bulan Safar, yang diawali dengan melaksanakan mandi Safar dilanjutkan dengan doa dan makan bersama sesuai kebiasaan warga yang melaksanakannya.
kegiatan mandi safar, masyarakat di wilayah Botang Lomang turut meramaikan khususnya masyarakat Desa Bajo. Tapi sangat aman karena kegiatan yang dilakukan terlihat sangat akrab dan rasa kekeluargaan antara pengunjung satu dengan pengunjung lain yang melaksanakan mandi safar.
“Para pengunjung pun membawa kesedian yaitu makanan enak kesukaan mereka nikmati di pantai tersebut,” cetusnya. (Sadi)
Komentar