HALSEL, www.malutline.com – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) kepala daerah dan wakil kepala Daerah di Indonesia Khususnya di Kabupaten Halmahera Selatan, saat ini banyak bermunculan lembaga survei abal-abal, bahkan ada yang membuat poling sendiri untuk menaikkan Elektabilitas calon kepala Daerah yang di dukungnya dengan mengatasanamakan Lembaga survei tertentu untuk di jadikan bagian dari mendongkrak popularitas dan elektabilitas yang di lakukan oleh tim sukses pemenangan pasangan calon kepala Daerah dan wakil kepala Daerah atau bahan untuk kampanye.
Berbeda dengan survei-survei yang dilakukan dulu yang betul-betul digunakan untuk mengukur elektabilitas seseorang. “Yang sekarang yang ada justru untuk membuat bagaimana elektabilitas ini naik, jadi sebenarnya ini bagian dari kampanye walaupun itu kadang survey tersebut hanya di Buat sendiri tanpa menggunakan survey independen yang tidak menggunakan sampel survey yang sebenarnya untuk mengukur popularitas dan elektabilitas pasangan calon yang di dukung.
Karena salah satu ciri lembaga survei independent adalah lembaga survei yang tidak diambil oleh partai politik pengusung atau calon. “Justru dipakai oleh lembaga-lembaga independent yang biasanya berasal dari akademisi tertentu,” bahkan hasil surefei yang di posting di media sosial juga tidak menyebutkan lembaga survey mana yang di gunakan, bahkan poling survey dalam bentuk apapun hanya di buat sendiri atas kemauan tim pemenangan untuk membohongi pemilih di Halsel seakan-akan Grafik poling yang di Viralkan tersebut di sosial media adalah murni hasil survey dari lembaga survey yang di akui setiap pemilu.
Dampak dari hasil survei elektabilitas, Abal-abal yang di Duga di lakukan oleh Tim pemenangan Rusihan Ja’far dan Mohtar Sumaila, saat grafik hasil survey di posting di akun facebook para tim pemenangan Rusihan-mohtar mendapat tanggapan dari warga net yang meragukan assal -usul lembaga survey yang di gunakan oleh Tim pemenangan Rusihan-mohtar bahkan grafik survey itu di anggap survey abal-abal untuk meyakinkan pemilih di Halsel kalau rusihan Ja’far -Muhtar sumaila menang dalam hasil survey Elektabilitas bahkan tim pemenang Rusihan- Mohtar tidak mampu mempertanggungjawabkan lembaga survey apa yang di gunakan atas survey elektabilitas Rusihan-mohtar tertinggi di Halsel, tersebut .
Menurut akun Facebooknya Asria Budi yang di unggah belum lama ini, menanggapi hasil survey abal-abal ini dengan menempatkan Rusihan Ja’far -Muhtar sumaila 51 % Hasan Ali Bassam Kasuba 25% Bahrain Kasuba 18 % dan jasri Usman 6 % hasil survey abal-abal ini akan berpengaruh pada masyarakat yang belum memiliki pilihan atau massa mengambang atau tidak memiliki ideologis tertentu. “Itu gampang untuk dipengaruhi, tapi kalau masyarakat sudah rasional dan mengetahui bagaimana politik berkiprah selama ini, itu tidak akan berpengaruh, dan”Torang lia rusihan p tim so mulai gila” Alus” Ngoni pe editan hasil survei p bgus e hasil survei dibwa standar bapaksa tinggi soeee ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan siapa pun yang mengeluarkan hasil survei, apalagi berkaitan dengan yang mempunyai kepentingan secara langsung dengan calon tertentu, maka jangan langsung percaya. “Masyarakat jangan langsung percaya tetapi harus mencari sumber pendamping,” dan dia juga meyakini dari Hasil survey lembaga manapun akan menunjukan popularitas, elektabilits akan menempatkan Bahrain Kasuba pada posisi tertinggi dan akan menang pada survey angka keterpilihan masyarakat terhadap calon Bupati dan wakil Bupati Halsel akan di menangkan Bahrain kasuba dan Umar Hi Soleman. ujarnya. (Red)
Komentar