oleh

Jasri: Jabatan tak Boleh Diwariskan

HALSEL – Bakal Calon Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Jasri Usman, menegaskan jabatan tak harus diwariskan. Sebab, jabatan hanyalah amanat yang bersifat sementara, harus dijalankan secara jujur dan adil oleh setiap pemimpin tanpa membedakan suku, agama dan golongan.

Setidaknya, hal itu disampaikannya saat bersilaturahim di Desa Indong, Kecamatan Mandioli Utara, Sabtu (21/09). Jasri, yang fasih berbahasa Galela itu menegaskan sikap dan tekadnya bertarung pada kontestasi pilkada Halsel hanya karena keterpanggilan nurani.

Sebagai putera asli Galela yang dibesarkan di Desa Kusubibi, enggan ketinggalan momentum politik kali ini. Saatnya putra Galela mengambil peran untuk keberlangsungan dan pemerataan pembangunan di bumi Saruma. Sebab itu dirinya memantapkan langkah berpasangan dengan Muhlis Jafar, sosok yang puluhan tahun menghabiskan waktu sebagai legislator Halmahera Selatan.

Pasangan yang mengusung tagline “JUARA” ini diyakini sebagai paket komplit karena kolaborasi pengalaman birokrat dan legislatif. Disebut paket komplit lantaran Jasri berpengalaman sebagai mantan Wali Kota Ternate periode 2019-2024, sedangkan Muhlis Jafar tercatat sudah 20 tahun duduk di kursi DPRD Halsel. Kolaborasi yang tak perlu diragukan lagi.

Sosok sederhana ini pun mengulas tagline “JUARA” yang berarti jujur, unggul, adil, religius dan amanah. Dua hal yang ditekankan Ketua DPW PKB Provinsi Malut, ini yakni seorang pemimpin setidaknya berlaku jujur terutama terhadap diri sendiri. Juga adil terhadap semua golongan, terutama dalam hal pembagian kue pembangunan di Halmahera Selatan.

Sebelumnya, Safri Nyong SH., membakar semangat ratusan warga Indong yang hadir untuk tidak ragu memilih pasangan Jasri-Muhlis. Safri menyebut pasangan ideal lantaran mewakili komunitas Galela dan Makean-Kayoa. “Ini paket yang pas karena mewakili dua komunitas besar yakni Galela dan Makayoa, “teriak Safri Nyong, disambut tepuk tangan dan yel-yel Jasri-Muhlis juara.

Sedangkan Ketua Tim Pemenangan Jasri-Muhlis, M.Yunus Najar, mengulas panjang lebar soal ketidakadilan pembagian kue pembangunan di Halmahera Selatan selama 15 tahun.

Politisi kawakan asal Pulau Obi itu mengisahkan perannya sebagai mantan anggota DPRD Halsel selama dua periode.

Ia menjadi bagian dari semua itu, namun hasil di lapangan membuktikan jalan lingkar Pulau Makean hingga kini terabaikan. Demikian juga jalan lingkar Pulau Mandioli dan Kasiruta jauh dari sentuhan kekuasaan selama 15 tahun belakangan.

Dibanding usia singkat (2,6) tahun pemerintahan Usman Sidik, yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat, berhasil menyulap wajah Kota Labuha berbeda dengan kota dan daerah lain di Maluku Utara. (Red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed