oleh

Sherly Tjoanda Hebat Saat Berpartisipasi Dalam Debat Publik Untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara

TERNATE,Malutline – Awalnya, dia dianggap rendah karena ingin menggantikan suaminya, Benny Laos, yang sudah meninggal. Namun, dia berhasil mempesona masyarakat Malut dalam debat pada Selasa (12/11).

Salah satu momen terbaik adalah ketika dia menjawab pertanyaan tentang KEK Pariwisata Morotai yang hampir ditutup oleh Cagub nomor urut tiga. Cara mengatasi hutang Kabupaten Morotai yang besar terhadap PEN. Pertanyaan ini ditujukan kepada pasangan Nomor 4 Sherly dan Sabrin Sehe. Namun, Sherly menjawab pertanyaan dengan tenang dan tepat.

Dalam debat, Sherly menjelaskan bahwa KEK dan PEN memiliki perbedaan yang jelas. Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dibuat oleh pemerintah pusat tetapi memerlukan keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaannya karena memerlukan investasi.

PEN adalah pinjaman dari pemerintah pusat selama pandemi Covid-19. Di sisi lain, Paslon Nomor 4 mendapat kritik dari Paslon Nomor 3 terkait penggunaan dana PEN untuk pembangunan. Di sisi lain, daerah merasa kesulitan untuk membalikkan pinjaman yang diberikan oleh pemerintah. Respons tersebut kemudian dijawab oleh Paslon nomor urut 4.

Menurut Sherly, apabila dibandingkan dengan inflasi, pembangunan yang dilakukan pada tahun 2021 sebesar Rp200 miliar sudah sesuai. Menurutnya, uang sebesar Rp200 miliar akan memiliki nilai yang berbeda jika digunakan untuk membangun pada tahun 2025 atau 2030 karena nilai uang tidak tetap setiap tahunnya.

Pembangunan yang dilakukan pada waktu itu dianggap sesuai oleh banyak orang karena dipimpin oleh Almarhum suaminya Benny Laos. Jawaban Sherly pun disambut dengan tepuk tangan dari para pendukungnya. Bahkan di media sosial video debat ini menjadi sangat populer.(Red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed